indahnya pantai sundak penuh sensasi dan berpasir putih

Posted by PARIWISATA di JOGJA - -


1296369111161476507

Pantai Sundak [foto-foto:Purnawan Kristanto

Saat pertama kali memandang pantai Dreamland di Bali, spontan saya berkata, “Wah pantai Sundak tak kalah indahnya dengan pantai ini.” Pantai di Gunungkidul ini sama-sama memiliki pasir putih dan ombak yang bergulung-gulung. Bahkan pantai Sundak memiliki akses ke pantai yang lebih mudah.

Untuk mencapai pantai Dreamland pengunjung harus berjalan menuruni jalan berbatu yang curam. Sedangkan pada pantai Sundak, kendaraan pengunjung bisa diparkir hanya 100 meter dari pantai. Pada pantai Dreamland hampir tidak ada tempat berteduh alami. Jika tidak tahan sengatan matahari, maka pengunjung hanya bisa ngadem di bawah payung-payung besar yang disediakan oleh pemilik warung minuman. Sebagaimana prinsip “there is bo free lunch in business” tentu saja pengunjung harus membeli sesuatu pada pemilik warung (yang tentu saja harganya lebih mahal), supaya bisa berteduh di bawah payungnya. Sedangkan di pantai Sundak, masih ada pepohonan rimbun yang dengan sukarela akan menghalangi tubuh kita dari sengatan surya.

dreamland

Pantai Dreamland, Pecatu, Bali

Photobucket

Pertengahan tahun 2000-an, pantai ini masih sunyi

Saat mengunjungi kembali pantai Sundak, Sabtu 29 Januari, saya melihat ada banyak perubahan. Sampai akhir 1990-an, pantai di sebelah barat masih belum terjamah. Akses menuju ke sana masih berupa jalan setapak penuh dengan semak-semak. Pantai ini hampir seperti pantai pribadi karena dipisahkan oleh bukit kecil sehingga terpisah dari pengunjung pantai lainnya. Pada petengahan tahun 2000-an, saya bersama teman-teman menginap di rumah penduduk di dekat pantai. Pada malam hari, suasaanya sangat sunyi karena belum ada listrik dan sinyal HP. Yang terdengar hanya debur ombak.Pagi harinya, kami menikmati suasana pagi sepuasnya.

Photobucket

Lebih Teduh

Photobucket

Perahu Nelayan

Sekarang, pantai ini digunakan sebagai tempat pendaratan kapal nelayan dan juga dibangun tempat pelelangan ikan. Ada empat perahu bermotor yang ditambatkan. Jalan menuju pantai ini sudah diperlebar dan diperkeras dengan lapisan semen. Ada juga warung penjual makanan dan minuman.

Yang mengejutkan adalah pondok kayu di bibir pantai yang menempel pada tebing karang. Pondok tanpa kamar ini disewakan dengan tarif Rp. 350 ribu per malam tanpa AC. Jika menghendaki pendingin ruangan, maka tarifnya menjadi dua kali lipatnya. Mengapa menjadi sangat mahal? Karena di tempat ini belum ada aliran listrik dari PLN. Maka untuk menghidupkan AC harus menggunakan tenaga genset.

Photobucket

Pondok Kayu

Pantai ini dinamai “Sundak” sejak tahun 1976. Sebelumnya pantai ini disebut pantai Mbedah. Nama ini dberikan penduduk karena di pantai sebelah timur terdapat sungai yang mengalir ke laut. Aliran sungai ini membelah hamparan pasir putih. Warga setempat menamainya wedimbedah (hamparan pasir yang terbelah). Lama-kelamaan warga setempat mengambil nama singkatnya saja yaitu pantai mbedah.

Photobucket

Pasir Bersih

Keunikan lainnya adalah goa di bukit kapur yang menjadi sumber air tawar warga lokal. Di sinilah nama Sundak bermula. Suatu hari seekor anjing mengejar landak yang terlihat di pantai. Sang landak bersembunyi di dalam goa di dekat pantai. Si Anjing terus memburu masuk ke dalam goa. Tak lama kemudian, anjing itu keluar dengan tubuh basah kuyup, perut kenyang dan beberapa luka akibat tertusuk duri landak. Perbuatan si anjing ini diketahui pemiliknya, yang bernama Arjasangku. Arjasangku lalu masuk ke dalam goa dan menemukan sisa-sisa tubuh landak yang sebagian sudah dimakan sang anjing. Sejak saat itu, pantai ini dinamakan Sundak yang berasal dari kata asu (anjing) dan landak.

Kisahnya tidak berhenti di sini. Arsjasangku heran melihat tubuh anjingnya basah kuyup setelah keluar dari goa. “Jangan-jangan dalam goa itu ada sumber air?” batin Arjasangku. Saat itu, warga setempat memang kesulitan mendapatkan air bersih. Mereka hanya minum air hujan yang ditampung dari cucuran atap sepanjang musim hujan. Jika stok habis, maka mereka akan mengambil air telaga yang berwarna kecoklatan.

Dengan sepercik harapan, Arjasangku mengajak tetangganya untuk mencari tahu ke dalam goa. Dugaan mereka terbukti benar! Ternyata di dalam goa itu terdapat sumber air tawar. Kemungkinan besar air tawar ini berasal dari sungai bawah tanah yang memang biasa ditemui di pegunungan kapur Gunungkidul. Sampai sekarang, goa itu menjadi salah satu sumber air bersih warga dengan cara mengalirkannya melalui pipa-pisa.

Masih ada satu lagi keistimewaan pantai ini. Ratusan tahun yang lalu, batas pantai sebenarnya lebih merangsek ke daratan. Tempat yang sekarang ini digunakan sebagai tempat parkir dan mesjid sebenarnya merupakan wilayah yang tergenang air laut. Ini akan menjadi kajian menarik bagi ilmu kelautan karena di pantai ini dapat ditemukan fosil-fosil organisme laut purba. Siapa tahu Anda dapat menemukannya jika berkunjung ke sana. Tunggu apalagi!

Photobucket

Organisme Laut

Photobucket

Oh, ya saya perlu menyusulkan satu keunikan lagi. Meskipun jaringan listrik belum sampai di pantai namun di sini sudah ada lampu penerangan umum. Lalu darimana sumber listriknya? Dari panel tenaga surya!

Photobucket

Untuk menuju ke sini, sebaiknya membawa kendaraan sendiri karena angkutan umum masih sangat langka. Dari kota Wonosari, ibukota Gunungkidul, arahnya adalah ke pantai Baron. Sesampai di Mulo bisa lewat kiri atau lurus. Kalau lewat kiri menuju Mentel-Puleireng-Tepus-Sundak. Kalau lurus maka lemewati Kemiri-Tanjungsari- Kemadang. Setelah loket TPR, ambil jalan kiri menuju pantai Kukup. Sebelum sampai Kukup ambil jalan kiri, terus ke timur melewati pantai Sepanjang, pantai pulau Drini dan pantai Krakal. Setalah itu sampai di Sundak.

Sumber:http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2011/01/30/pantai-sundak-seindah-dreamland/

Leave a Reply

Komentar Chat